Langsung ke konten utama

Postingan

[REVIEW] Kasih Sejuta Bunda

Bingkisan Kasih Sayang untuk Bunda dan Sesama Judul Buku       : Kasih Sejuta Bunda Penulis              : Lisma Laurel, S. Gegge Mappangewa, dkk. Penerbit          : Indiva Media Kreasi, Solo Tebal                : 144 Halaman Cetakan            : Pertama, 2020 Harga              : Rp39.000   Awal 2011, penerbit Indiva Media Kreasi pernah menerbitkan sebuah novel anak berjudul Aku Sayang Bunda karya Nurhayati Pujiastuti. Novel yang pernah meraih penghargaan sebagai buku anak terbaik dalam event Islamic Book Fair itu berkisah tentang pentingnya menyanyangi seorang ibu. Ibu yang telah melahirkan anaknya dengan segenap perjuangan. Ibu yang selalu berlimpah kasih sayang untuk anak-anaknya. Cinta yang tak pernah kering seorang ibu membuat anak selalu mengingat kasih sayang orangtua sepanjang masa. Cerita dengan tema kasih sayang ibu juga ditulis Lisma Laurel dalam cerpen Kasih Sejuta Bunda . Cerpen yang dinobatkan sebagai Pemenang Pertama Lomba Menulis Cerpen Lintang 2019
Postingan terbaru

Memaknai Cinta dan Kesetiaan dalam Rumah Tangga

  Judul                : Belahan Jiwa Penulis              : Tasaro GK Penerbit            : Qanita Cetakan            : Pertama, Desember 2020 Tebal                : 168 Halaman Peresensi          : Untung Wahyudi   Enam belas tahun bukanlah jarak waktu yang singkat dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Butuh proses, kesabaran, serta perjuangan untuk menjalani fase hidup bernama pernikahan, karena banyak problematika yang lazim dihadapi oleh sepasang suami-istri dalam mengayuh biduk rumah tangga. Tasaro GK, penulis yang selama ini banyak menerbitkan karya fenomenal ini, meramu cerita sehari-hari menjadi kisah-kisah inspiratif yang berhubungan dengan kehidupan rumah tangga. Dari bagaimana memaknai pernikahan, pertengkaran, masalah keuangan, bagaimana menyikapi pertanyaan klise yang lazim dilayangkan pada sepasang suami-istri: kapan punya anak?, hingga tentang perselingkuhan yang menjadi permasalahan pelik dalam berumah tangga. Isu perselingkuhan belakangan ini begit

Korona Menyatukan Keluarga Indonesia

  Menarik apa yang ditulis Seto Mulyadi dalam opininya berjudul Virus Korona dan Keluarga Indonesia (Media Indonesia, 20/3/2020). Mencuplik studi yang dimuat dalam The Economist (2017), ia menjelaskan bahwa para orangtua dari kelas menengah di 11 negara maju dewasa ini menghabiskan waktu lebih banyak bersama anak-anak mereka. Mereka lebih banyak memperhatikan perkembangan anak-anaknya, tinimbang perhatiannya terhadap hal lain seperti karier atau pekerjaan. Bagaimana dengan para orangtua di Indonesia? Setiap orangtua pasti ingin mendampingi anak-anaknya ketika belajar, mengajak mereka bermain dan berekreasi ke tempat-tempat hiburan ketika ada waktu senggang. Namun, pada kenyataannya, tidak sedikit yang menilai bahwa dewasa ini semakin berkurang perhatian ayah dan bunda anak-anak di Indonesia. Kesibukan pekerjaan telah menyita perhatian mereka dan merampas kesempatan untuk mendampingi perkembangan anak-anaknya. Namun, saat ini para orangtua di Indonesia lebih banyak memiliki waktu

Belajar Online di Masa Wabah

Secara kodrati, anak-anak merupakan individu yang “tak bisa diam”. Mereka senantiasa aktif bermain, kendatipun dilarang oleh orangtua karena berbagai alasan. Bagi mereka, bermain adalah dunia yang asik sekaligus menyenangkan yang tidak bisa ditukar dengan barang berharga sekalipun. Ketika pemerintah memberlakukan aturan untuk tidak belajar formal di sekolah karena merebaknya coronavirus disease (Covid-19), bagi anak-anak tentu merupakan sebuah kegembiraan sekaligus “beban”. Mereka yang terbiasa aktif di sekolah harus berdiam diri di rumah. Bagi mereka, tidak berangkat ke sekolah, berarti “liburan”. Meskipun liburan darurat yang disebabkan oleh wabah dan musibah yang melanda sejak akhir tahun kemarin. Covid-19 atau yang lebih dikenal dengan virus korona telah menyita perhatian dunia karena penyebarannya yang begitu masif. Sejumlah negara seperti Tiongkok, Iran, Italia, Amerika Serikat, dan negara-negara lain, turut merasakan dampak dari virus tersebut. Dari segi ekonomi, ini merupa